Senin, 27 Mei 2019

Kumpulan Cerita Dan Dongeng Anak

Share
Indonesia tanah air kami kaya bakal legenda cerita rakyat. Cerita rakyat ini mengalir dari mulut ke mulut lintas generasi, menjadi warisan para tetua terhadap anak cucu. Cerita rakyat tersebut telah melegenda di kenasiban sosial masyarakat. Mesikipun dunia telah lebih maju cerita rakyat tersebut tak lah bakal mudah hilang, baik cerita rakyat singkat ataupun panjang.

Berikut ini kami bakal membawakan 2 buah kumpulan kisah legenda cerita rakyat. 1 cerita berasal dari tanah Pasundan. Satu cerita singkat lagi berasal dari tanah Betawi. Butuh diingat tak sedikit cerita legenda rakyat tersebut bersifat dongeng yang mana alur cerita nya tak bisa diterima akal sehat. Maka jadi kan lah itu sebuah pelajaran alias mitos saja bukan keyakinan yang wajib diyakini.

Kumpulan Cerita Dan Dongeng Anak



Cerita Rakyat Sangkuriang

Suatu ketika zaman dahulu, di Propinsi Jawa Barat sekarang, tersedia seorang perempuan bernama Dayang Sumbi yang mempunyai anak bernama Sangkuriang. Pada sebuahhari Sangkuriang berangkat berburu dikawani oleh seekor anjing bernama Tumang, tetapi Sangkuriang tak tahu bahwa anjing itu merupakan titisan dewa serta juga sekaligus Bapaknya.


Saat berburu Sangkuriang berjumpa sertagan seekor rusa, Sangkuriang teringat bahwa Ibunya sangat bahagia hati rusa. Akhirnya Sangkuriang menyuruh anjinya Tumang untuk mengejar rusa tersebut, tetapi Tumang kehilangan jejak rusa tersebut serta Sangkuriang menjadi marah sebab Sangkuriang sangat ingin memberbagi hati rusa terhadap ibunya maka Sangkuriang membunuh Tumang untuk mengambil hatinya serta kemudian ia pulang.


Setibanya Sangkuriang di rumahnya  ia memberbagi hati didapatkannya dari berburu terhadap Ibunya untuk dimasak. Saat memakannya Dayang Sumbi teringat pada Tumang serta menanyakannya pada Sangkuriang, Sangkuriang menjawab telah mati "Tumang mati". Dayang Sumbi marah bukan serta memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi serta mengusirnya dari rumah.

Setelah kejadian tersebut Dayang Sumbi sangat rugiinya, ia rutin berdoa serta sangat tekun bertapa sampai sebuahhari sang dewata memberbagi hidayah terhadap Dayang Sumbi yaitu berupa kecantikan kekal serta tak sempat tua. Lalu Sangkuriang berkelana ke beberapa tempat, akhirnya Sangkuriang kembali lagi ketempat Dayang Sumbi kemudian keduanya pun berjumpa.

Sangku riang akhirnya jatuh hati terhadap Dayang Sumbi, Ia pun menikahi Dayang Sumbi serta Dayang Sumbi pun menerimanya. Pada saat sedang berdua Dayang Sumbi menonton bekas luka di kepala Sangkuriang serta menanyainya terhadap Sangkuriang, Sang kuriang menjawab "ini bekas luka dampak dipukul dengan sendok nasi oleh Ibunya dulu".

Dayang Sumbi kaget  mendengar pernyataan tersebut. Ia memberi tahu sangkuriang bahwa dirinya merupakan Ibunya tetapi sangkuriang tak percaya serta tetap berniat menikahinya. Dayang Sumbi mengajukan permintaan dirinya minta dibuatkan perahu layar dalam sehari tak boleh lebih.  Sangkuriang menyanggupinya serta Sangkuriang membendung sungai Citarum untuk tempat perahunya. Dalam pembuatannya Sangkuriang memperoleh bantuan dari jin hasil taklukannya dalam perantaunanya.

Sebab bantuan dari jin perahu itu pun hampir berakhir Dayang Sumbi memohon terhadap Dewa. Dayang Sumbi membikin ayam jago berkokok lebih awal, serta akhirnya sukses jin yang menolong sangkuriang lari ketakutan serta meninggalkan sangkuriang sendirian. Sebab kesal perahu itu ditendangnya serta terjatuh di atas gunung serta menyatu dengan gunung serta bernama Gunung Tangkupan Perahu, Sangkuriang akhirnya mati sebab terjatuh kedalam sungai Citarum.

Si Pitung dari Betawi
Di bawah ini merupakan Cerita Rakyat Mengenai seorang pahlawan pembela orang yang lemah dari Betawi.

Zaman penjajahan Belanda dahulu, nasiblah seorang pemuda yang gagah serta kuat yang bernama Pitung. Pitung sangat populer di seluruh daerah Betawi sebab kesaktiannya yang konon tak bisa dilukai oleh senjata tipe apapun. Di samping itu, dirinya juga populer dengan adab yang sangat baik. Si Pitung suka beribadah terhadap Tuhan serta suka menolong orang-orang yang lemah.

Suatu hari, dirinya menonton menir Belanda menyiksa para warga desa. Menir itu memeras warga desa dengan meminta bayaran upeti yang mahal. Menonton kejadian ini, Si Pitung merasa bahwa dirinya wajib melakukan sesuatu untuk menolong para warga desa. Lalu dirinya berjumpa dengan orang yang mempunyai keinginan yang sama dengan Si Pitung. Mereka merupakan Rais serta Ji’i.

Lalu berangkatlah mereka ber-3 melaksanakan tujuannya tersebut. Mereka melawan para menir serta pribumi yang berpihak terhadap Belanda. Mereka juga merampok harta – harta mereka serta memberikannya terhadap seluruh warga.

Kemudian terus lama, Si Pitung serta kawan – kawannya terus populer. Mereka terus melakukan aksinya untuk menolong orang – orang yang lemah. Para menir belanda merasa terusik dengan aksi Si Pitung serta kawan - kawannya, akhirnya mereka menyewa para pakar silat untuk mencari serta membunuh Si Pitung. Tetapi, semua itu sia – sia. Sipitung serta kawannya sukses mengalahkan para jagoan silat itu serta merampas harta tuannya. Sebab tak kuat lagi melawan Si Pitung serta kawannya, mereka melapor serta meminta bantuan terhadap pemerintah Belanda.

Pergilah serdadu Belanda itu untuk menghabisi Si Pitung. Tetapi, lagi – lagi Si Pitung sukses membunuh mereka semua sebab kesaktiannya yang konon tak mempan terhadap peluru. Mengenal Si Pitung benar-benar berbahaya, Pemerintah Belanda mencari akal untuk membunuh Si Pitung serta kawan-kawannya.

Belanda kehabisan akal, akhirnya Belanda melakukan lakukanan yang sangat licik. Pasukan Belanda meringkus orang tua serta guru Si Pitung serta memenjarakan mereka di sebuah tempat. Di penjara itu, mereka terus disiksa untuk memberi tahu kehadiran Si Pitung serta kelemahannya. Tetapi, kedua orang tua serta guru Si Pitung tak mau memberi tahu apa – apa terhadap mereka.

Mengenal orang tua bersama gurunya ditangkap serta disiksa oleh Belanda, akhirnya Si Pitung memutuskan untuk menyerahkan diri terhadap Belanda dengan syarat orang tua serta gurunya bisa di bebaskan. Lalu, Si Pitung pun ditangkap serta dipenjarakan dengan penjagaan yang amat sangat ketat. Meskipun begitu, mereka yang berniat untuk menghukum mati Si Pitung belum bisa melaksanakannya sebab Si Pitung tetap mempunyai ilmu kebal. Tetapi, belum sempat melaksanakan rencana itu, Si Pitung sukses meloloskan diri serta bersembunyi.

Penjajah Belanda sangat kesal serta dibangun kewalahan oleh aksi Si Pitung ini. Mereka pun menyebarkan mata – matanya ke seluruh Betawi untuk mencari tahu kehadiran Si Pitung serta kawan – kawannya.  Akhirnya berkah mata – matanya itu Belanda mengenal kehadiran serta kelemahan Si Pitung, yaitu tubuh Si Pitung bakal kehilangan kekuatannya apa bila dirinya terkena telur busuk. Belanda menyiapkan ratusan prajurit serta telur basi yang tak sedikit. Kemudian, mereka pun menyergap tempat persembunyian Si Pitung.

Maka terjadilah pertempuran yang sangat sengit serta tak berimbang. Si Pitung serta kawan – kawannya dihujani peluru oleh Belanda, jadi tak sedikit pengikutnya yang mati. Tetapi, faktor itu tak terjadi pada Si Pitung. Pitung terus melawan dengan goloknya membunuh para tentara belanda.

Kalah jumlah Si Pitung terkepung, lalu para prajurit itu melemparkan telur basi ke arah tubuh Si Pitung serta menghujaninya dengan tembakan. Akhirnya Si Pitung mati. Berita mengenai kematian Si Pitung ini menyebar dengan sangat cepat. Para menir serta antek – anteknya merasa bahagia dengan kejadian ini. Sementara itu, warga Betawi merasa kecewa sebab kehilangan pahlawan yang mereka cintai.

0 komentar:

Posting Komentar